twitter


Konon mantan Presiden AS, George W. Bush diberitakn sebagai penderita disleksia. Pasalnya, banyak kata yang diucapkan Bush selama masa kampanyenya salah. Misalnya, ia ingin menyatakan AS sebagai negara peacemaker, namun Bush mengucapkannya sebagai negara pacemaker (alat pacu jantung), yang tentu saja sangat berbeda artinya. Tariffs and barriers (bea dan cukai) diucapkan dengan “terriers” (jenis anjing terrier) untuk kata barriers. Konon, pengungkapan kata-kata maupun kalimat salah tadi dilakukan secara konsisten, yang notabene bisa menandakan ia menderita disleksia. Pernyataan yang dipublikasikan sebuah majalah AS itu sempat mengurangi nilai pencalonan Bush sebagai presiden. Yang jelas tim sukses berusaha dengan susah payah menepis tudingan itu. Dan nyatanya, toh Bush berhasil menduduki kursi orang nomor satu yang berkantor di Gedung Putih saat itu (2002).

Gajah dibaca “Jagah”

Apa itu disleksia? Kata disleksia diderivasi dari kata Yunani, dys yang berarti “sulit dalam...”, dan lex (berasal dari legein, yang berarti berbicara). Jadi menderita disleksia berarti kesulitan yang berhubungan dengan kata atau simbol-simbol tulis. Namun, menurut dr W. Martin Roan (psikiater), sepanjang seseorang hanya mengalami gangguan disleksia murni saja, umumnya ia hanya menderita gangguan perkembangan spesifik pada tahap tertentu. Pada saat pertumbuhan otak dan sel otaknya sudah sempurna, ia akan mampu mengatasinya. Yang jelas, selama mendapat gangguan, si penderita memerlukan pelatihan khusus untuk mengejar ketertinggalannya.

Disleksia bukan aleksia. Yang tersebut terakhir merupakan gangguan kemampuan membaca atau mengenali huruf serta simbol akibat kerusakan, infeksi, ata kecelakaan yang mengenai otak atau selaput otak sehingga otak kiri korteks oksipital (bagian belakang) terganggu.

Bentuk klinis disleksia bisa bermacam-macam. Pertama, sulit menyebutkan nama benda (anomi) amat sederhana sekalipun seperti pensil, sendok, arloji, dll. Padahal si penderita mengenal betul benda itu. Gangguan bisa juga dalam kemampuan menuliskan huruf, misalnya b dibaca atau ditulis sebagai d, p ditulis atau dibaca sebagai q atau sebaliknya. Bisa juga salah dalam mengeja atau membaca rangkaian huruf tertentu, seperti gajah dibaca atau ditulis jagah, itu dibaca atau ditulis uti, left ditulis atau dibaca felt, band dibaca atau ditulis brand.


Yang menarik, disleksia ternyata tidak hanya menyangkut kemampuan baca tulis, melainkan bisa juga berup gangguan dalam mendengarkan atau mengikuti petunjuk (intruksi), bisa juga dalam kemampuan bahasa ekspresif dan reseptif, mengingat, mempelajari matematika/berhitung, bernyanyi, dll. Repotnya, gangguan disleksia adakalanya diikuti gangguan penyerta lain seperti mengompol sampai usia empat tahun ke atas, nakal suka mengganggu teman, serta mengganggu di kelas.
Tuduhan terhadap Bush tadi mungkin berkenaan dengan gangguan ketidakmampuan mengungkapkan bahasa ekspresif. Namun penderita disleksia terbanyak adalah dalam hal belajar membaca dan menulis.


Tidak seperti penyandang cacat mental, intelegensi anak disleksia umumnya normal, bahkan acapkali di atas rata-rata. Walaupun sulit membaca kata-kata, biaanya mereka tidak menjumpai kesulitan dalam membaca angka atau not balok musik, kecuali kalau mereka menderita disleksia angka. Jadi jangan menganggap anak disleksia anak terbelakang atau bodoh.

0 komentar:

Posting Komentar