twitter




Disleksia

(bahasa Inggris: dyslexia) adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktifitas membaca dan menulis. Perkataan disleksia berasal dari bahasa Yunani ???- dys- ("kesulitan untuk") dan ????? lexis ("huruf" atau "leksikal"). Pada umumnya keterbatasan ini hanya ditujukan pada kesulitan seseorang dalam membaca dan menulis, akan tetapi tidak terbatas dalam perkembangan kemampuan standar yang lain seperti kecerdasan, kemampuan menganalisa dan juga daya sensorik pada indera perasa.
Terminologi disleksia juga digunakan untuk merujuk kepada kehilangan kemampuan membaca pada seseorang dikarenakan akibat kerusakan pada otak. Disleksia pada tipe ini sering disebut sebagai "Alexia". Selain mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis, disleksia juga ditenggarai juga mempengaruhi kemampuan berbicara pada beberapa pengidapnya.
Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas, bawah, kiri, dan kanan.

Penyebab terjadinya disleksia adalah kelainan pada gen kromosom 6, dan kehilangannya area broca, inferior frontal gyrus, yaitu yang mengendalikan kerja analisis kata-kata. Disleksia jarang ditemui di Asia, karena penemuan berawal di daerah Eropa. Asian menganggapnya bahwa mereka yang mengalami disleksia berarti bodoh. Percaya atau tidak orang-orang seperti George W. Bush - mantan presiden Amerika, Muhammad Ali-atlet, Pablo Picasso-seniman, dan Leonardo da Vinci-seniman, mereka adalah penderita Disleksia.
Ciri-ciri anak dengan Disleksia:
  1. Lambat mengenali alfabet, angka, hari, minggu, bulan, warna, bentuk dan informasi dasar lainnya, serta sulit dalam mengurutkan huruf-huruf dalam kata.
  2. Sulit menyuarakan fonem dan memadukannya menjadi sebuah kata.
  3. Sulit mengeja secara benar, bahkan mungkin anak akan mengeja satu kata dengan bermacam ucapan.
  4. Sulit mengeja kata atau suku kata dengan benar. Anak bingung menghadapi huruf yang memiliki kemiripan bentuk (b dan d, p dan q).
  5. Membaca satu kata dengan benar di suatu halaman, tetapi salah dihalaman berikutnya.
  6. Kesulitan memahami apa yang dibaca.
  7. Sering terbalik dalam menuliskan kata.
  8. Rancu dengan kata-kata yang singkat, misalnya ke, dari, dan, jadi.
  9. Bingung menentukan tangan mana yang dipake untuk menulis.
  10. Lupa mencantumkan huruf besar, serta lupa meletakan tanda-tanda baca lainnya.
  11. Menulis huruf dan angka dengan hasil yang kurang baik/tulisannya jelek sekali.
  12. Terdapat jarak pada huruf-huruf dalam rangkaian kata, tulisannya tidak stabil, kadang naik dan kadang turun.
  13. Punya kebiasaan membaca terlalu cepat hingga salah mengucapkan kata atau bahkan terlalu lambat dan terputus-putus.
  14. Rancu dalam memahami konsep kiri kanan, atas bawah, utara selatan, timur barat.
  15. Memegang alat tulis terlalu kuat/keras.
  16. Sulit mengikuti lebih dari sebuah instruksi dalam waktu yang sama.
  17. Kesulitan dalam working memory
  18. Tidak terkoordinasi.
  19. Sulit mengenali dan mengingat kata-kata yang dilihatnya, namun mudah mengingat jika diperdengarkan.
Disleksia dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
  1. Disleksia Visual
    Ketidakmampuan penderita dalam menganalisis dan mengingat kata-kata yang sudah di lihat. Penderita sama sekali tidak bisa membaca atau hanaya bisa menganalisis kata demi kata namun tidak dapat menyusunnya dalam bentuk kalimat. Penderita disleksia visual akan mengalami kesusahan dalam membedakan "p" dan "q" atau "b" dan "d"
  2. Disleksia Auditori
    Ketidakmampuan penderita dalam mengembangkan imajinasi ke dalam bentuk rill setelah mendengar suatu kata ataupun kalimat. Misal didikte: "Roof" maka akan ditulis "Rufe".
  3. Disleksia Kombinasi (Visual dan Auditori)
    Ketidakmampuan penderita melingkupi disleksia visual dan auditori

Penderita disleksia hanyalah memiliki ketidakmampuan dibidang linguistik namun kemapuan intelegensi-nya sama saja dengan prang normal. Penderita disleksia selalu memiliki kemampuan yang luar biasa diluar kemampuan linguistiknya. Misal, perenang, orator, motivator, atlet, seniman, dll. Penderita disleksia tidak bodoh, hanya memiliki ketidakmampuan pada bidang linguistik, namun dibidang lain, kemungkinan besar ia memiliki kemampuan yang luar biasa.
Disleksia adalah penyakit yang tidak dapat di sembuhkan, namun banyak metode yang dapat dapat digunakan untuk membantu penderita penyakit ini untuk sedikit mengurangi efek dari penyakit ini. Dengan kontinuitas yang sangat tinggi melakukan latihan-latihan yang membantu mengurangi efek penyakit ini, bukanlah suatu ketidakmungkinan penderita akan menjadi seseorang yang sangat berguna dan memiliki talenta yang luar biasa, seperti Leonardo da Vinci, yang karya nya terkenal mendunia.

0 komentar:

Posting Komentar